W E L C O M E

TO MY BLOG

Senin, 01 Maret 2010

NEWTRONE


Newtrone (new trendy of sains one) itu sebutan kelas kami. Kelas kami ini berada di atas, tempat nya yang sejuk karena banyak pepohonan. Di depan kelas terdapat pohon nangka dan tempat duduk yang di buat sendiri oleh teman-teman. Walaupun tempat duduk nya tidak terlalu bagus tapi hasil karya sendiri loch,Heee...
Adapun Struktur kelas X11 IPA 1
ketua kelas : Wahyu Ramadhan
wakil : Deki Apriansyah
sekretaris : Debi Nopianti
Bendahara : Tria Utari
Di kelas ini kami mengukir cerita indah bersama, sedih, canda serta tawa yang kami rasakan. Meskipun kadang banyak yang beranggapan kelas ini tidak kompak, namun akhir-akhir ini kelihatan kekompakannya. Meskipun semua berharap ini semua jangan berakhir tapi itu tidak mungkin karena kami semua ingin menggapai cita-cita kami semua.

Jumat, 26 Februari 2010

SMA NEGERI 1 KEPAHIANG




Semula SMAN 1 KEPAHIANG adalah yayasan swasta,untuk sementara di adakan aktifitas belajar - mengajar kpi.sekolah SMAN 1 Kepahiang menempati luas tanah kurang lebih 10.533 m2, yang terletak didaerah kawasan hutan lindung, yang berjarak 2 km dari pusat kota kabupaten Kepahiang.
SMAN 1 Kepahiang berdiri pada tahun 1970 atas prakarsa dari tokoh masyaakat setempat. Kemudian pada tanggal 28 februari 1982 SMAN 1 Kepahiang diresmikan dan menjadi sekolah.
Pada tanggal 19 maret 2009, SMAN 1 Kepahiang memperingati hari jadi SMAN 1 Kepahiang yang ke VIII, acara peringatan ULTAH ini biasa di sebut dengan acara GALAKSI (gelar ajang lomba kreasi siswa)
Pemimpin pertama atau kepala sekolah pertama di SMAN 1 KEPAHIANG adalah Baak IR.SAURANI,Beliau menjabat sebagai kepala sekolah mulai tahun 1982-1983.Kemudian kepemimpinan Bapak IR.SAURANI sebagai kepala sekolah SMAN 1 KEPAHIANG di gantikan oleh Bapak SYUKURIAH,BA.Beliau memimpin dari tahun 1983-1991.kemudian di gantikan oleh Bapak SUTARJO,BA mulai tahun 1991-1995.Dan kemudian di ganti oleh Bapak Drs.AHMAD DJAJULI pada tahun 1999-2005.Pada saat Bapak Drs.AHMAD DJAJULI menjabat sebagai kepala sekolah SMAN 1 KEPAHIANG,banyak sekali peubahan yang terjadi.baik dari jalur pembangunan yang semakin baik dan semakin banyak bangunan-bangunan yang di buat dan juga mutu pendidikan semakin tinggi,prestasi-prestasi yang semakin banyak di raih.Setelah Bapak Drs.AHMAD DJAJULI di angkat menjadi kepala DIKNAS di KABUPATEN KEPAHIANG.Kepala sekolah SMAN 1 KEPAHIANG di ganti oleh Bapak SIGIT ARYANTO,M.pd.Bapak SIGIT ARYANTO,M.pd.menjabat sebagai kepala sekolah SMAN 1 KEPAHIANG mulai dari tahun 2005 sampai saat ini,dalam kepemimpinannya terjadi perubahan besar-besaran baik dalam pembangunan atau pun pendidikan.Sma Negeri 1 Kepahiang ini terletak di tengah hutan, lokasi sekolah yang sejuk ini lah yang membuat kami betah bersekolah di sini.

KABUPATEN KEPAHIANG


Kabupaten Kepahiang
Kabupaten Kepahiang adalah salah satu kabupaten di provinsi Bengkulu, Indonesia. Kabupaten ini merupakan kabupaten pemekaran dari kabupaten Rejang Lebong. Mayoritas penduduk kabupaten Kepahiang adalah suku Rejang Kepahiang. Rejang disebut dengan Hejang oleh suku tersebut.

Ibukota kabupaten Kepahiang adalah Kepahiang. Secara administratif, daerah ini terbagi menjadi delapan kecamatan dan 91 desa. Pada tahun 2006, jumlah penduduknya mencapai 114.889 jiwa yang terdiri dari pria (57.835 jiwa) dan wanita (57.054 jiwa), dengan tingkat kepadatan penduduk yang mencapai 163 per km2.[2]
Profil kabupaten Kepahiang

* Berdiri: 7 Januari 2004 berdasarkan UU No.39 Tahun 2003
* Motto: Kepahiang Kabupaten Alami (Asri Laksana Emas dan Intan)
* Potensi Investasi: Pariwisata, Pertanian, Perkebunan dan Perikanan (mencakup agribisnis dan agroindustri)
Sejarah

Zaman perjuangan melawan kolonial Belanda menjadi saksi sejarah mulai dikenalnya nama Kepahiang. Pada masa itu, kota Kepahiang dikenal sebagai ibukota kabupaten Rejang Lebong, yang disebut Afdeling Rejang Lebong. Sesaat setelah peralihan kekuasaan dari penjajahan Belanda ke Jepang, hingga kemudian Jepang menjajah bumi pertiwi 3,5 tahun lamanya, kota Kepahiang tetap merupakan pusat pemerintahan bagi kabupaten Rejang Lebong. Bahkan, setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, yakni sejak 18 agustus 1945 hingga 1948, Kepahiang tetap menjadi ibukota kabupaten Rejang Lebong sekaligus sebagai basis kota perjuangan. Sebab, mulai dari pemerintahan sipil dan seluruh kekuatan perjuangan, yang terdiri dari Laskar Rakyat, Badan Perlawanan Rakyat (BPR dan TKR yang kemudian sebagai cikal bakal TNI), semuanya berpusat di Kepahiang.

Di penghujung tahun 1948, merupakan masa yang tak mungkin bisa dilupakan oleh masyarakat Kepahiang. Karena pada tahun itulah, khususnya menjelang agresi militer Belanda kedua, seluruh fasilitas vital kota Kepahiang dibumihanguskan. Dimulai dari kantor bupati, gedung daerah, kantor polisi, kantor pos, telepon, penjara, dan jembatan yang akan menghubungkan kota Kepahiang dengan tempat-tempat lainnya terpaksa dibakar untuk mengantisipasi gerakan penyerbuan tentara kolonial Belanda yang terkenal bengis masuk ke pusat-pusat kota dan pemerintahan serta basis perjuangan rakyat.

Setahun kemudian, seluruh aparatur Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong berada dalam pengasingan di hutan-hutan. Sehingga pada waktu terjadi penyerahan kedaulatan dari Pemerintah Hindia Belanda ke Pemerintah Republik Indonesia, yang oleh masyarakat waktu itu disebut kembali ke kota, terjadilah keharuan yang sulit dibendung. Sebab, aparatur Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong tidak dapat lagi kembali berkantor ke kota Kepahiang karena seluruh fasilitas pemerintahan daerah telah dibumihanguskan. Namun, semangat mereka pantang surut. Dengan sisa-sisa kekuatan, serta semangat yang membaja, seluruh aparatur pemerintahan daerah terpaksa menumpang ke kota Curup, karena disini masih tersisa sebuah bangunan pesanggrahan (kini tempat bersejarah itu dibangun menjadi GOR Curup).

Pada 1956, kota Curup ditetapkan sebagai ibukota kabupaten Rejang Lebong berdasarkan undang-undang. Sejak itu pula, peran Kepahiang mulai memudar, bahkan ada yang menyebut mahkota kejayaan kabupaten Kepahiang surut. Sebab, dengan penetapan Curup sebagai ibukota kabupaten Rejang Lebong, maka kota Kepahiang sendiri ditetapkan sebagai ibukota kecamatan, bagian dari wilayah kabupaten Rejang Lebong. Pada masa-masa berikutnya, lantaran memiliki nilai historis tinggi, sejumlah tokoh masyarakat Kepahiang, pernah memperjuangkan Kepahiang menjadi ibukota provinsi dan kota administratif. Sayangnya, perjuangan mulia tersebut kandas di tengah jalan lantaran pemerintah pusat tak merespons keinginan dan aspirasi masyarakat tersebut.

Ketika era reformasi bergulir pada 1998, gaungnya pun sempat menggema ke bumi Kepahiang. Oleh masyarakat Kepahiang, momentum ini merupakan kesempatan emas memperjuangkan kembali kebangkitan sekaligus awal kemandirian Kepahiang. Situasi kian terbuka lebar, setelah pemerintah dan DPR RI menetapkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang juga lazim disebut sebagai undang-undang tentang otonomi daerah. Setelah melalui tahap penyamaan persepsi dan konsolidasi, maka masyarakat Kepahiang sepakat untuk mengusulkan daerah ini menjadi kabupaten baru. Maka, sejak Januari 2000, para tokoh dan segenap komponen masyarakat Kepahiang, baik yang berdomisili di Kepahiang sendiri maupun yang berada diluar daerah, seperti di Curup, Bengkulu, Jakarta, Bandung, serta kota-kota lainnya sepakat untuk menjadikan Kepahiang sebagai kabupaten. Sebagai realisasi dari kesepakatan bersama para tokoh masyarakat Kepahiang, maka dibentuklah badan perjuangan dengan nama Panitia Persiapan Kabupaten Kepahiang (PPKK). Tindak lanjut dari aktivitas badan perjuangan tersebut, maka secara resmi PPKK telah menyampaikan proposal pemekaran kabupaten.

Akan tetapi, rupanya perjuangan memekarkan Kepahiang menjadi kabupaten tak semulus yang diharapkan. Sebab, meskipun Kepahiang merupakan daerah pertama di provinsi Bengkulu yang memperjuangkan pemekaran pada era reformasi, tapi kabupaten Rejang Lebong tidak serta-merta menyetujui aspirasi para tokoh masyarakat kepahiang tersebut. Dengan kata lain, kabupaten Rejang Lebong (kabupaten induk) justru keberatan melepas Kepahiang, karena daerah ini merupakan wilayah paling potensial di Rejang Lebong. Dengan kesabaran dan kerjasama serta diplomasi yang intensif, akhirnya kabupaten Kepahiang berhasil diwujudkan. Pada 7 Januari 2004, Kepahiang diresmikan sebagai kabupaten otonom oleh Jenderal TNI (purn) Hari Sabarno (Menteri Dalam Negeri RI) di Jakarta. Peresmian itu dikukuhkan berdasarkan Undang-undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang di Provinsi Bengkulu. Ditunjuk sebagai Kepala Daerah pertama (caretaker) kabupaten Kepahiang adalah Ir. Hidayatullah Sjahid, M.M., yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 131.28-8 Tahun 2004, pada 6 Januari 2004, tentang Pengangkatan Penjabat Bupati Kepahiang, Provinsi Bengkulu. Pelantikannya sendiri dilakukan oleh Gubernur Bengkulu atas nama Menteri Dalam Negeri pada 14 Januari 2004. Hingga kini, kabupaten Kepahiang telah dipimpin tiga orang Kepala daerah.

Jumat, 05 Februari 2010

LAFAZ CINTA


Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu… Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

Biarkan angin sepoi2 segar berhembus menujumu
mengirim gejolak dan cinta hatiku

Mendekatlah padaku, kekasihku
datanglah disampingku
dan biarkan aku mengobati rasa rinduku padamu

Aku datang ke tempat ini hanya untuk melihatmu
karna dalam jiwaku yang lemah ini aku bs mndapatkan kekuatan baru
dalam menghadapi hidup darimu

Hal yg paling indah adalah bahwa kau dan aku slalu berjalan bersama
bergandeng tangan dalam keindahan dunia ini
tanpa diketahui orang lain.

Jumat, 15 Januari 2010

Hati ku


biarkan cinta memilih

tanpa harus membenci

siapa yang di pilih